Tuesday, September 22, 2020

Tuhan Tidak Butuh Manusia


KATAFAJAR-
Setiap manusia harus membangun hubungan baik dalam kehidupannya sebagai pondasi keharmonisan hidup. Tentu kita mengenal dengan istilah Habblum min-Allah (Hubungan dengan Allah), Hablum minan-Nas (Hubungan dengan Manusia), dan Hablum minal-'Alam (Hubungan dengan alam dan sesama makhluk). Dan dalam menjalaninya, manusia akan memperlihatkan mentalitasnya dalam membangun relasi dengan Tuhan. 

Pertama, mentalitas budak (abid), yakni ia mengandalkan Tuhan sebagai majikannya atau tuannya. Ia hanya beribadah semata-mata karena diperintah Tuhan. Baginya, hiduo hanyalah untuk melayani majikan. Ia selalu berusaha membuat majikannya senang dan bahagia dengan menuruti seluruh perintahnya dan sebisa mungkin tidak melanggar aturannya hingga hidupnya adalah milik majikannya.

Kedua, mentalitas pedagang (tujjar), yakni ia yang selalu berbicara untung rugi. Baginya hidup adalah bekerja berwujud ibadah untuk Tuhannya. Karena itu ia selalu berharap dan menuntut upah berupa pahala dari pekerjaan tersebut. Tuhan wajib memberi upah dari seluruh pekerjaannya di dunia ini, tapi Tuhan juga berhak menghukum dia ketika malas atau melanggar "kontrak kerjanya".

Ketiga, mentalitas orang-orang pilihan (khiyar) yakni yang tidak lagi berpikir untung rugi dalam bentuk surga neraka atau karena ada tekanan dari majikannya (Tuhan). Baginya, beribadah adalah bagian dari eksistensinya di dunia ini. Ia butuh beribadah karena ia memang membutuhkannya. Semakin tekun, khusyuk, dan rajin beribadah, ia semakin menemukan kesejatiannya sebagai manusia. Ia tak peduli surga neraka karena itu urusan Tuhannya. Dan ia menyatu dengan Tuhannya karena ia tak pernah mengambil jarak dengan-Nya.

1 comment: