Ramadhan memiliki sebuah amalan khusus yang mampu menjadi item penempa pribadi manusia yaitu puasa. Puasa sendiri hakikatnya menjadi instrumen penting dalam membentuk manusia dalam rangkla mencapai tujuan akhirnya.
Pertama, puasa menjadi instrumen religiusitas, kita simak ayat "رَبَّنا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ" , dengan ayat ini kita dapat merefleksi diri sendiri, dan salah satunya dengan puasa sebagai jeda spiritual untuk berkontemplasi tentang makna diri, makna hidup, dan makna kehidupan.
Kedua, puasa menjadi instrumen ritual interpersonal manusia dengan Tuhannya melalui berbagai ibadah yang ada di dalamnya. Salah satu ritual tersebut termaktub dalam firmannya "وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا" yakni tahajud sebagai salah satu sarana khusus untuk berharap tempat yang terpuji semua makhluk.
Ketiga, puasa menjadi instrumen menahan godaan konsumerisme, hedonisme, syahwat harta benda, dan syahwat kekuasaan yang natural ada pada diri manusia. dalam artian puasa juga sebagaii tameng manusia dari maksiat.
Keempat dalah point yang paling penting yaitu puasa menjadi instrumen manusia untuk senantiasa merasakan kehadiran Tuhan, merasakan dengan penuh harap untuk mendapatkan rahmat-Nya. Dan ini dalam rangka mencapai tititik akhir dekat dengan Allah, yang digambarkan dengan ayat "لَعَلَّكُمْ تَتَّفُوْنَ" sampai pada fase merelfleksikan semua sifat ketuhanan dalam kehidupan manusia.
No comments:
Post a Comment